Iman dan Ekonomi

Oleh: Sepi Wanimbo

I’M YOUR FRIEND – Ajarlah jemaat supaya jangan menahan sesuatu yang baik, yang sepantas dapat mereka berikan kepada yang lebih membutuhkan terutama untuk kemajuan kerajaan Allah di dunia, karena dengan cara demikian mereka menghambat lebih besar berkat – berkat yang sepantasnya mereka terima dari Tuhan. Ev. Ento Tonce Gwijangge.

Selama kaki manusia masih berpijak di atas tanah maka hukum ekonomi akan terus menyertai mereka sampai manusia beranjak dari bumi. Menabur dan menuai adalah salah satu hukum ekonomi yang harus diajarkan kepada jemaat. Jika nilai – nilai ekonomi dari Alkitab tidak diajarkan dengan baik kepada jemaat, maka jemaat akan hidup biasa – biasa saja. Tetapi sebaliknya, nilai – nilai ekonomi diajarkan dengan baik kepada jemaat, maka mereka akan hidup berbeda dari kebanyakan orang hidup.

Sesudah memiliki pengetahuan tentang Anak Allah yang benar berikutnya adalah jemaat harus memiliki harapan – harapan besar dalam Yesus untuk menjalani kehidupan yang penuh arti bagi Tuhan dan sesama. Jemaat tidak cukup dipersiapkan sebagai orang percaya dalam jumlah yang banyak, namun hidupnya susah secara ekonomi. Lebih indah kalau Anda mempersiapkan jemaat memiliki kehidupan yang berbeda dari kebanyakan orang hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa jemaat yang kuat secara ekonomi dan memiliki hati yang diubahkan oleh kasih Tuhan, justru mereka lebih banyak menjadi saluran berkat bagi pengembangan pekerjaan Tuhan.

Jika kasih adalah memberi, maka ‘makna kasih’ secara harafiah dapat diartikan sebagai benda – benda yang memiliki nilai ekonomi yang dapat di lihat maupun yang tidak kelihatan namun apa yang Anda berikan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Pengertian tentang kasih harus dijelaskan secara baik kepada pendengar dari semua sisi supaya maknanya jangan dipersempit pada satu sudut pandang, karena cakupan kasih itu sangatlah luas. Kasih itu identik dengan memberi, maka apa yang Anda berikan orang akan mempersepsikan benda yang Anda kasih itu dengan nilai. Jika sudah berbicara tentang nilai, maka itulah yang disebut dengan ekonomi.

Penempatan hukum – hukum ekonomi ada di sekitar kita. Makan dan minum adalah salah satu contoh penerapan hukum ekonomi. Kalau tidak makan, maka pasti akan lapar. Jika tidak minum, maka akan haus. Akibat tidak terpenuhi kebutuhan makan dan minum manusia dapat dehindrasi dan kelaparan yang bisa menyebabkan kematian. Maka, pelayanan – pelayanan mimbar yang berbicara kasih kalau Anda tidak dapat menjelaskan konsep kasih yang riil. Sebab, kasih yang sesungguhnya itu memberikan sesuatu yang memiliki nilai ekonomi maupun nilai moril kepada orang lain. Pengelola mimbar harus dapat membuka pikiran jemaat dengan kuasa Firman Tuhan, supaya jemaat memiliki sumber – sumber berkat yang memiliki nilai ekonomi.

Punya pengetahuan yang berimbang antara hal – hal yang bersifat rohani dengan keberhasilan hidup sebagai seorang anak Tuhan adalah langka maju untuk mempersiapkan kehidupan jemaat hidup dalam berkat – berkat Tuhan. Dengan memiliki pemahaman baru mereka dapat menghasilkan dan mengelola sumber – sumber ekonomi yang ada disekitar mereka untuk kepentingan kemajuan kerajaan Allah di bumi.

Baca Juga Artikel Menarik lainnya:

Yesus meninggalkan pesan sebelum Ia terangkat surga, “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun di atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu…di bumi” ( Kisah Para Rasul 1 : 8 ). Pesan ini sangat jelas bahwa melakukan kehendak Allah itu di bumi. Ya! Melakukan yang terbaik buat Tuhan di bumi ini bukan di surga.

Dalam banyak hal sangat jelas, Firman Tuhan mengatakan bahwa kita menjadi saksi tentang perbuatan – perbuatan Tuhan yang sangat ajaib itu di bumi bukan di surga. Tetapi, kenapa kenapa pelayan – pelayan mimbar lebih banyak berbicara janji tentang surga? Seakan – akan jiwa – jiwa yang Anda layani seperti tinggal di alam lain. Jangan keliru Anda dipanggil dan diperlengkapi Tuhan untuk menjadi saksi tentang Yesus yang hidup di bumi.

Tuhan mengaruniakan alam di mana pun kita tinggal yang disebut dengan hukum alam juga jangan diabaikan, supaya kita dapat memahami prinsip – prinsip hukum alam dan dapat menghubungkan pengajaran kita tentang pertumbuhan iman jemaat yang harus bertumbuh secara alami. Selain hukum alam manusia diberi kemampuan untuk membentuk hukum yang bersumber dari norma – norma menjadi hukum positif untuk kepentingan kedaulatan sebuah wilayah yang berdaulat. Manusia harus seirama dengan hukum – hukum yang ada supaya dapat hidup tertip, tetapi juga harus menerima hukum – hukum Tuhan untuk nilai – nilai hidup yang kekal.

Siapa pun manusia wajib menerima hukum Tuhan, yaitu Firman Tuhan. Menerima hukum Tuhan untuk kehidupan yang akan datang, tetapi di alam ini Tuhan sudah mengatur begitu rupa dengan memberikan hukum alam. Karena, semua manusia yang menjadi sasaran penyelamatan Tuhan ada di bumi, maka para pelayan harus mengetahui bahwa menerima kuasa untuk menjadi saksi di bumi bukan di sorga.

Kesaksian tentang kerajaan Allah kita wartakan di dunia, namun kenapa jemaat setiap minggu diberi makan tentang janji – janji surga. Surga itu untuk hidup kekal di masa yang akan datang. Iman yang berbobot selalu berbicara tentang hari ini, bukan besok atau yang akan datang. Yang akan datang itu yang disebut dengan pengharapan.

Pengharapan akan kehidupan kekal ini orang percaya menerima ketika pertama kali membuka hati untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Yang sangat disesalkan adalah sesudah memiliki pemgharapan kekal ini, jemaat kebanyakan mundur dari imannya, hanya karena masalah makan dan minum, masalah popularitas – seperti dikalangan artis – artis kristen, masalah tidak sanggup membiayai pendidikan anak, masalah pekerjaan atau hanya karena jabatan dan kedudukan.

Kenapa masalah – masalah demikian menyebabkan banyak warga gereja meninggal imannya? Salah satu sebabnya adalah karena pelayanan – pelayanan lebih banyak berbicara untuk pengharapan masa yang akan datang dari pada menghotbahkan bagimana caranya anak – anak Tuhan hidup dalam berkat – berkat Tuhan. Oleh karena itu, kalau boleh saya sebut “gara – gara ekonomi anggota – anggota jemaat banyak yang meninggalkan gereja, gara – gara ekonomi banyak anggota jemaat yang tidak mau datang beribadah, gara – gara ekonomi rumah tangga berantakan, dan seterusnya. “Jadi, sangat jelas bahwa ekonomi memiliki peran yang sangat besar dalam pertumbuhan iman jemaat.

Maka, saya mendorong supaya setiap pelayanan membuka mata dan hati untuk melihat apa yang dikatakan dalam Alkitab tentang ekonomi untuk jemaat? Ini penting! Jangan munafik untuk mengajar jemaat supaya anak – anak Tuhan hidup dalam berkat – berkat Tuhan. Jangan khawatir juga untuk mengajar jemaat supaya boleh kaya. Kebanyakan tokoh di Alkitab adalah manusia – manusia biasa yang hidupnya diberkati Tuhan secara luar biasa, tetapi mereka tahu kepada siapa mereka beribadah.

Ajarlah jemaat memiliki hati yang tahu menyembah Tuhan seperti Abraham, bukan seperti dalam perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin ( Lukas 16 : 19 – 31 ). Di mana dikisahkan ada seorang yang kaya raya, tetapi tidak tahu menyembah Tuhan, sehingga sampai matinya dia masuk nereka. Jangan menakut – nakuti jemaat untuk menjadi orang kaya yang tidak tahu menyembah Tuhan dengan orang miskin yang tahu menyembah Tuhan, bukan membandingkan antar kaya dan miskin.

Karena itu, dalam perumpamaan ini muncul tiga tokoh bukan dua tokoh, yaitu Abraham yang kaya dan tahu menyembah Tuhan, orang kaya raya tetapi tidak tahu menyembah Tuhan dan Lazarus yang miskin, tetapi tahu menyembahkan Tuhan. Untung saja dalam perumpamaan ini tidak muncul seorang tokoh yang lain seperti orang miskin yang tidak tahu menyembah Tuhan dan mati masuk neraka, karena kenyataannya orang miskin yang tidak tahu menyembah Allah yang benar juga banyak.

Baca Juga: Pemimpin Rohani Harus Memiliki Hati Seorang Bapa

Oleh karena itu, kaitnya dengan pertumbuhan ekonomi jemaat jangan mempersiapkan jemaat seperti mental Lazarus yang miskin mati dan masuk surga. Ini keliru besar, sebab disana ada orang tokoh lagi yang bernama Abraham yang kaya luar biasa, tetapi memiliki hati yang tahu menyembah Tuhan, sehingga setelah dia mati masuk surga. Mental jemaat harus dipersiapkan seperti mental Abraham, yaitu seorang yang hidupnya sangat kaya, tetapi memiliki hati yang tahu menyembah Tuhan.

Pesan yang ingin saya sampaikan dari ketika tokoh dalam perumpamaan ini adalah terkadang jemaat kurang memiliki informasi atas pengetahuan tentang sumber – sumber penghidupan sebagai sumber ekonomi yang ada di sekitar mereka. Dan sumber – sumber ekonomi yang ada di sekitar mereka tersebut harus dibukakan atau barus diajarkan dari mimbar kepada jemaat, supaya mereka memiliki pengetahuan akan sumber – sumber berkat yang Tuhan sediakan yang ada di sekitarnya. Kemudian, mereka dapat berusaha dengan sadar Firman Tuhan yang mereka dengar.

Tuhan akan memakai sumber – sumber berkat yang dikotbahkan tersebut untuk memberkati mereka. Tetapi kalau sumber – sumber berkat yang ada di sekitar mereka yang begitu banyak itu tidak pernah dikotbahkan dari mimbar, maka jemaat juga akan mengalami kesulitan untuk menemukan sumber – sumber penghidupan yang ada di sekitar mereka.

Semua manusia yang berjemaat dalam sebuah gereja – gereja lokal memiliki potensi untuk hidup dalam berkat – berkat Tuhan. Akan tetapi para pengkhotbah tidak menjawab sumber – sumber penghidupan jemaat yang ada di sekitarnya itu di mimbar – mimbar, akibatnya jemaat sangat sulit untuk menerima semua berkat – berkat Allah itu tersedia di mulut seorang hamba Tuhan. Oleh karena itu harus dibukakan atau harus diajarkan dari mimbar atas nama Tuhan. Dengan demikian, jemaat tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan semua sumber – sumber berkat Tuhan yang tersedia di sekitar mereka. Melalui khotbah anugerah Allah harus dilepaskan dari mimbar.

Kerja keras saja tidak cukup. Jika  ada anugerah Allah yang dikothbahkan menjertai jemaat, maka pintu – pintu kemudahan untuk menemukan sumber – sumber berkat yang baru pasti akan menyertainya. Jangan tahan – tahan melepaskan anugerah Allah kepada jemaat agar mereka dapat mengalami berkat – berkat Tuhan.

Mengapa berkat dan kutuk ada di mulut seorang hamba Tuhan? Bahwa ketika seorang hamba Tuhan berada di balik mimbar, sepenuhnya dia menjadi “Tuhan” ,tetapi ketika dia turun dari balik mimbar, maka dia menjadi manusia biasa. Oleh karena itu, apa pun yang dikatakan seorang hamba Tuhan dari mimbar tersebut entah baik atau buruk utu akan terjadi dalam jemaat. Sebab Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa “Demikian firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” ( Yesaya 55 : 11 ). Artinya, apa yang dikhotbahkan di mimbar ini benar – benar akan terwujud kepada jemaat yang sungguh – sungguh mendengarkan.

Firman Tuhan adalah benih. Maka, benih seperti apa yang harus kita tabur kepada jemaat. Di sini lain, Firman Tuhan mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi setiap sabda yang keluar dari mulut Allah ( Matius 4 : 4 ). Tahukah Anda bahwa yang dimaksud dengan firman yang keluar dari mulut Allah adalah firman yang jemaat dengar ketika hamba Tuhan menyampaikan firman.

Pemberitaan firman Tuhan dari hamba Tuhan ini yang akan membuat jemaat hidup. Ada firman logos yang tertulis tetapi perlu jemaat dengar rema, yaitu firman tertulis yang dikhotbahkan di bahwa urapan Roh Kudus. Firman Tuhan yang disampaikan di bawah pimpinan Roh Kudus memiliki kekuatan buat mengubah jemaat yang hidupnya biasa – biasa menjadi luar biasa. Oleh karena itu ubahlah pikiran jemaat supaya hidup dalam berkat – berkat Tuhan, bukan hidup di bawah garis kemiskinan.

Negara kuta termasuk negara yang penuh dengan sumber ekonomi yang kaya dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah, tetapi kebanyakan rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Ada yang keliru?  Saya pelajari bahwa pemimpin – pemimpin rohani banyak bicara buat membenarkan agamanya masing – masing, sehingga lupa membuka pikiran umatnya untuk mengelola kekayaan alam yang melimpah itu dengan baik. Akibatnya rakyatnya tetap hidup miskin.

Gereja sebagai warisan kerajaan Allah dalam menggenapi semua nubuatan Allah dalam Kejadian sampai dengan Wahyu. Satu hal yang harus kita genapi adalah nubuatan Yesaya 60 : 1 – 22. Saya  sangat menyakini nubuatan ini berbicara tentang bangsa Indonesia. Kaitannya dengan nubuatan kitab Yesaya 60 ini. Pelayan – pelayan mimbar harus membuka pikiran jemaat supaya mengalami berkat – berkat Allah secara berkelimpahan. Jangan ragu berbicara tentang berkat kepada jemaat, karena memang kebanyakan jemaat pada umumnya datang beribadah adalah ingin diberkati Tuhan.

Rasul Paulus menulis antara “Iman, pemgharapan dan kasih”. Dan, yang paling besar di antaranya adalah kasih ( 1 Korintus 13 : 13 ). Melalui perenungan yang sangat dalam tentang makna kasih, saya menemukan bahwa kasih yang sesungguhnya ada dalam perbuatan memberi. Kasih selalu identik dengan memberi, namun kebanyakan kita banyak yang keliru memahami kasih hanya pada satu sudut padang saja, yaitu memberi dalam bentuk materi.

Kasih itu sendiri adalah kata benda yang harus disederhanakan dengan kata – kata yang mudah dipahami jemaat supaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Karena menafsirkan kata benda setiap pribadi memiliki sudut pandang tersendiri untuk mengungkapkan makna apa yang mereka dapat berikan menurut pemberiannya. Untuk itu pengertian tentang kasih harus disederhanakan secara universal dan mudah dimengerti.

Pada intinya kasih itu adalah memberi, maka jemaat harus diajarkan memberikan yang terbaik buat Tuhan. Kenapa harus demikian? Karena mengajarkan jemaat cara memberikan yang terbaik buat Tuhan adalah cara terbaik untuk mereka yang akan menerima yang terbaik pula dari Tuhan.

Ukuran Tuhan untuk kita berikan yang terbaik buat Dia tidak hanya terbatas pada satu benda, tetapi banyak sisi kehidupan ini kita bisa berikan buat Tuhan. Tidak ada batasan buat memberi. Dalam banyak hal, kita bisa melakukan perbuatan memberi. Sehingga, tak perlu membatasi ketika ingin berbuat kasih.

Berbicara tentang kasih jangan sepotong – potong, pada satu sudut pandang saja. Namun, harus melihat semua sudut pandang yang berhubungan dengan kasih. Wujud kasih dapat kita ekspresikan dalam banyak hal, misalnya seorang pendoa syafaat akan berjam – jam bersyafaat buat hamba – hamba Tuhan yang melayani, berdoa buat jiwa – jiwa yang hilang, bangsa dan negara, daerah – daerah yang tertutup dengan pemberitaan Injil. Berdia syafaat adalah wujud dari kasih seorang pendoa, kalau dia tidak punya kasih tidak mungkin seseorang memberikan waktu berjam – jam berdoa untuk kemajuan kerajaan Allah di bumi. Memberikan uang untuk penginjilan, bersaksi tentang kebaikan Tuhan kepada jiwa – jiwa yang belum mengenal Kristus dan sebagainya.

Kunci berkat – berkat Tuhan ada dalam memberi. Jika jemaat tidak pernah diajarkan untuk memberi, maka jangan berharap mereka mengalami terobosan – terobosan secara ekonomi dalam keluarga mereka, pekerjaan, pendidikan, dan di semua lini kehidupan jemaat sebagai seorang anak Tuhan. Iman yang menggerakkan hati Tuhan untuk memberkati jemaat adalah memberi.

Dengan demikian, secara ekonomi percayalah jika jemaat memiliki penghasilan atau pekerjaan yang diberkati Tuhan, dan mereka diajarkan dengan baik supaya memiliki hati yang tahu mengasihi Tuhan melalui perbuatan, maka saya yakin sepenuhnya melalui penghasilan yang diberikan Tuhan mereka pasti akan mendukung pengembangan pelayanan pekerjaan Tuhan. Ajarlah jemaat supaya jangan menahan sesuatu yang baik, yang sepantasnya dapat mereka berikan kepada yang lebih membutuhkan, terutama untuk kemajuan kerajaan Allah di dunia. Menahan sesuatu yang baik itu berarti juga menghambat berkat – berkat yang lebih besar, yang sepantasnya mereka terima dari Tuhan.Ev. Nus Weya, S.PAK.,MM Jemaat Adalah Cermin Dari Mimbar,    Catatan Reflektif Tentang Membangun Gereja Yang Hidup. Hal. 34 – 43 Tahun 2023.

Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid – murid-Nya kepada- Nya dan berkata: “tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.

Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa – desa dan di kampung – kampung di sekitar ini”.

Tetapi jawab -Nya: “kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “jadi haruslah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi memberi mereka makan?”

Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”

Lalu Ia menyuruh orang – orang itu, supaya semua duduk berkelompok – kelompok di atas rumput hijau.

Maka duduklah mereka berkelopok – kelompok, ada yang seratus ada yang lima puluh orang.

Dan setelah Ia mengambil Lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah – mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid – murid-Nya, supaya dibagi – bagikan kepada orang – orang itu; begitu juga kedua ikan itu di bagi – bagikan-Nya kepada semua mereka.

Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.

Kemudian orang mengumpulkan potongan – potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa – sisa ikan.

Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki – laki. ( Markus 6 : 35 – 44 ).

Firman Tuhan sangat jelas bahwa Yesus tidak hanya sampaikan tentang Injil kepada umat tetapi Yesus juga memberi makan kepada umat supaya umat tidak hanya kenyang secara rohani tetapi juga kenyang juga secara yasmania.

Pelayan Yesus dengan murid – murid-Nya  tidak pernah membawa bekal untuk makan dan minum dijalan tetapi Yesus tanya kepada jemaat yang mereka  layani ada apa ditanganmu. Ditangan itulah doakan lalu memberikan makan kepada mereka.

Saat ini potensi, talenta, kemampuan, keterampilan dan skil yang dimiliki oleh jemaat Tuhan itu sangat luar biasa sehingga bagimana gembala sampaikan Firman Tuhan sesuai kebutuhan jemaat supaya potensi yang dimili oleh jemaat bisa diangkat, didorong, dibina dan digunakan dengan target pertumbuhan Iman dan Ekonomi jemaat benar – benar bertumbuh.

Jemaat secara rohania sehat tetapi yasmania tidak sehat itu kurang baik tetapi lebih bijaksana itu jemaat secara rohani dan ekonomi kedua – dua-Nya sehat supaya program pelayanan untuk menjangkau jemaat yang belum dijangkau itu bisa berjalan dengan baik.

Iman kuat dalam pelayanan Tuhan dan ekonomi juga sehat pasti mempunya harapan besar untuk kemuliaan nama Tuhan di dunia maupun di surga.

Catatan singkat tentang Iman dan Ekonomi ini semoga menjadi terinspirasi, termotivasi dan bekal dalam pelayanan Tuhan.

Selamat membaca sahabat – sahabatku yang baik Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.

Tiom: 21 Januari 2024

Penulis:
Wakil Ketua Umum BPP – IMPI
Ketua DPD – PPKL & AB PPP
Ketua DPD – PPDI PPP
Anggota Departemen Litban PGBWP

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.