Puisi | “Cinta dan Perjuangan,”Papua Ujung Panah!

Kau tak pernah tau pada siapa, kapan, dimana dan bagaimana cinta akan jatuh
Seperti itu pula pertemuan dan perpisahan
Kau tak pernah tahu akankah pertemuan itu berakhir perpisahan?
Apakah perpisahan membuka “pintu” bagi perjumpaan baru?

Aku pun tak pernah tahu apakah kelak seorang manusia mungil akan menjadi revolusioner atau renegat?
Menjadi penindas atau pembebas?
Menjadi pribadi tertindas yang adaptatif pada tertinggal atau pelopor yang teguh, militan, penuh dedikasi dan pengorbanan?
Aku tak pernah tahu. Aku tak pernah mengerti.
Yang aku tau bahwa realitas sosial dan pengetahuan memberikan syarat materialnya

Kau hanya punya kuasa atas pilihan: apakah berperang atau melepaskan
Lalu menanti di ruang dan waktu yang entah kapan itu
Pada rupa yang sama atau berbeda
Pada seseorang yang tidak atau terlarang untuk dicintai
Pada tujuan yang pantas untuk diperjuangkan dengan darah, keringat dan air mata atau hanya bualan semu
Pada apakah akan ada atau tidak ada jaminan?
Pada Kapitalisme atau Sosialisme?

Kita hidup dalam dunia kepalsuan
Dunia masyarakat ber-Kelas
Dunia yang menawarkan kemewahan, bagi yang berpunya maupun tidak,
tak tergapai bagi si miskin
Dunia yang merupakan harapan, menjadi impian-impian kosong tak bermakna
Dengan sajian kenikmatan sesaat
Mempertonkan kegemilangan diatas memikirkan

Kita hidup dari satu kesalahan ke kesalahan lainnya
Dari satu Januari ke pendek lainnya
Dari ringkasan dan kemunafikan yang satu dan lainnya
Disadari ataupun tidak
Besar ataupun kecil
Itu lah hidup

Sebab tak ada injeksi formula agar tak melakukan satu kesalahan, pencerahan, kemunafikan ataupun ringkasan.


Hidup mencari makna.
serupa cinta dan perjuangan mencari makna.
Menggapai tujuan dan asa.

Pengetahuan, organisasi dan perjuangan mengikis kotoran itu.
Menghancurkan nilai dan kebudayaan boyak yang menggerogoti tubuh dan jiwa lapuk-layu.
Kita mengubah dunia sebagaimana perjuangan mengubah kita
Menjadi lebih baik dan bermakna
Revolusi tak terinterupsi memerdekakan jiwa
setara revolusi memerdekakan kelas
Menyegarkan hidup dan kehidupan
Memanusiakan manusia seutuhnya

Cinta datang dan pergi begitu cepat.
Tak hanya mencintai dan dikasihi
Sering kali menyakiti ataupun disakiti
Ditinggalkan ataupun meninggalkan
Tapi hidup tanpa cinta bukan lah hidup
serupa hidup tanpa perjuangan adalah kematian
Dan dunia tanpa revolusi adalah kebuntuan

Masa depan adalah misteri
Hari ini adalah kenyataan
Mimpi tak boleh padam
Hiduplah tanpa kesia-siaan

Kita hanya bisa berharap bahwa: cinta memagut kerinduan, perjuangan memeluk kemenangan, hidup dihujani makna, dan dunia yang dihiasi keindahan revolusi

Intinya, cintailah dirimu dan perjuanganmu sebelum siapa pun dan apapun.

Karya: Imanuel K. Pigome

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.