Angin selalu membawa kabar rindu, lewat kibasan daun-daun yang terserak melincir, gemericiknya seperti suaramu yang merayu dan mengoda. Namun pada ujungnya, seorang diri rebah di pangkuan alam, di bawah langit cerah yang mencurahkan butir-butir kayangan semu di kening matahari yang hampir tenggelam di atas rerantingan pohon. Hanyalah tinggal suntuk menatap retak-retak khalbu dan runduk menghitung keeping-keping rindu.
Aku selalu melihatmu, berjalan di atas awan khalbu, menujuku, dan singgah di sebelah bukit hati, mengorek rinduku. Sementara rindu-rindumu usang, entah cadas atau pergi mencari kisah di ujung langit lainnya. Mungkin aku salah memutuskan pilihan, meninggalkan tanpa menelusuri peta khalbumu yang menunjukan dengan seberkas cahaya cintamu padaku, entahlah! Namun, perjalanan waktu yang tak pernah menunggu, tetapi akan sampai pada waktunya padamu.
Seakan riak kakimu hentak mendekat, bau amis akar pohon dan penantian panjang yang hampir sesak melekat di dadaku yang pahit dengan kerinduan. Rona wajahmu dengan polesan senyum sinismu seperti sinar mentari yang tak pernah mengunjungi tanah, tinggal basah, atau buyar kala aku ingin merasakan hadirmu lewat hembusan sepoi, padahal sudah hampir dalam pelukan abadi, tapi hanya kebisingan merajai di sebelah jantung yang detak tiada henti dalam rindu.
Aku melihat, angin kembali berkocak, hembusannya menghempas dedaunan kering yang lelah terkumpul di jejak kenangan kita lalu, sepoi dan gemericik rerantingan mengiring sepi ketika senyum manismu terbayang, burung-burung berkicau merdu mengusir sunyi, katak dan jangkrik memadu suara menghibur diri yang dalam gunda gulana, kesemuanya merindukan, kau dan aku kapan memadu cinta yang tak lekat zaman.
Mungkin, alam sedang menyatuhkan sunyi di beberapa kepingan waktu, sebelum aku mulai menulis rindu dengan setengah mati, Tuhan nan alam sudah mengatur cintaku hanya teruntukmu yang nun di sana. Aku akan menungu waktu berputar semestinya, berjalan dengan sepastinya, akan memadu satu bersama dalam kepastiannya, percayalah..!
Bumi Sunyi, 05/05/20
Giyai Aleks