Menjual Tanah, Menjual Masa Depan

Oleh: Sepi Wanimbo

West Papua – KETIKA itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghebuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur, disitulah ditempat itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. (Kejadian 2 : 7 – 9).

Firman Tuhan sudah sangat jelas bahwa kita manusia ini benar – benar berasal dari tanah, hidup diatas tanah, besar diatas tanah, tua diatas tanah – meninggapun kembali ke tanah. Dan Tuhan Allah perintah kepada manusia pertama Adam dan Hawa di taman Eden disana sambil menjaga silahkan menikmati hasilnya dari tanah.

Tuhan Allah tidak pernah perintahkan kepada kedua manusia pertama di taman Eden tanah itu kamu jual baru makan uang, tetapi tanah itu kamu wajib jaga pelihara lalu menikmati hasil dari tanah lalu memuliahkan dan membesarkan nama Tuhan Allah. Kita baca ayat firman. (Imamat 25 : 23). Menyelaskan bahwa, tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi – ku.

Pesan ini, Tuhan Allah sampaikan kepada bangsa Israel ribuan tahun silam tetapi pesan keras ini masih relevan dan hidup serta kuat bagi rakyat di tanah Papua.

Issue Lain: Sepi Wanimbo: Seluruh Pemuda Mengikuti Protokol Kesehatan

Wakil bupati Mimika, Jonanes Rettop menegaskan: “Tanpa hutan dan tanah orang Papua tidak bisa hidup, karena itu tanah dan hutan merupakan sumber kehidupan bagi orang asli Papua… jangan kita hidup dari jual tanah, tapi bagimana kita hidup dari mengolah tanah yang kita miliki”. (SAPA Mimika, Jumat, 06 Maret 2020).

Mgr. John Philip Saklil Pr. Stop jual tanah, orang Papua bisa hidup tanpa uang tapi tidak bisa hidup tanpa tanah. Ketika orang Papua tidak punya tanah lagi, maka orang Papua akan jadi pengemis ditanahnya sendiri bahkan akan ada di abang kepunahan. (Timika, 29 Desember 2018).

Tanah adalah modal utama, investasi masa depan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan dalam pelayanan rumah tangga atau keluarga gereja dan bangsa.

Gembala Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA. Menjual tanah berarti kita menyerahkan dan mengantungkan hidup kita di tangan orang – orang pendatang. Menjual tanah berarti kita menanam kemiskinan dan kenelaratkan seumur hidup. Menjual tanah berarti kita menghancurkan masa depan anak dan cucu kami. Menjual tanah berarti kita membunuh masa depan anak dan cucu kami. (Ita Wakhu Purom, 31 Juli 2022).

Saya sendiri secara pribadi Sepi Wanimbo, selalu mengambil waktu bersama orang tua, keluarga di honai, kampung halaman saya selalu sampaikan kepada mereka kita ini berasal dari tanah, dan tanah itu sebagai mama dan rumah bagi kita jadi jangan pernah jual tanah, kepada orang pendatang karena tanah itu pemberian Tuhan Allah untuk kita jaga dan menikmati hasilnya dan tanah itu juga sebagai modal besar bagi keluarga kami.

Ketika tanahnya kita jual maka tanah itu otomatis akan milik mereka yang pembelinya kemudian kami yang pemilik tanah itu otomatis sudah tidak punya tanah lagi maka akan bingung sendirinya soal mau hidup dan mencukupi kebutuhan ekonominya dimana sehingga jangan pernah kasih tanah pada orang lain tetapi pelihara dengan baik.

Orang Jawa punya tanah di Jawa sana, orang Kalimantan punya tanah di Kalimantan sana, orang Bandung punya tanah di Bandung sana, orang Sulawesi punya tanah di Wulawesi sana, orang Ambon punya tanah di Ambon sana, orang Maluku punya tanah di Maluku sana dan orang NTT punya tanah di NTT sana dan mereka meman cocok hidup disana karena Tuhan Allah kasih tempat bagi mereka disana untuk hidup.

Bagi orang asli Papua Tuhan Allah kasih tempat dan tanah untuk hidup itu hanya dari Sorong sampai Merauke ini saja sehingga bagi orang asli Papua jangan pernah menjual tanah, menjual tanah itu menjual masa depanmu anak dan cucu biarlah generasi Papua punya kehidupan masa depan yang cemerlan di tanahnya sendiri.

Issue Lain: Miras Menghancurkan Masa Depan Pemuda Papua

Lebih cerdas dan bijaksana tanah jangan dijual lansung tetapi pake istilah kontrak artinya buat perjanjian kerja pake lima atau sepulu tahun tetapi dengan syarat – syarat tertentu, pas tiba waktunya kontraknya abis tanah itu otomatis kembali ke pemilik tanahnya sendiri bukan lagi milik orang yang sewa tanah.

Mengingat tanah ini tidak pernah melahirkan anaknya, tidak pernah pindah – pindah tempat dari tempat satu ke tempat lain untuk menduduki pemilik tanahnya tetapi Tuhan Allah kasih dan tempatkan dimana kita ada disitu untuk selamanya.

Stop jual tanah, stop jual hutan, stop jual kayu, stop jual gunung, stop jual pasir, stop jual batu, stop jual sungai, stop jual pohon sagu, stop jual dan lain – lainnya.

Harapan saya catatan pendek ini membuka mata hati telinga, rohani juga memberikan kesadaran bagi sahabat – sahabatku yang sudah menjual tanah, sedang mau jual tanah, sedang memikirkan untuk jual tanah kepada orang lain.

Selamat membaca Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.


Penulis: Ketua Pemuda Bapti West Papua
Anggota Forum Pemuda Kristen Di Tanah Papua

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.