Refleksi Passover, Easter dan Ramadhan pada April 2022 bagi Umat Yahudi, Kristen & Islam
Pengantar
I’M YOUR FRIEND – Agama Yahudi, Kristen dan Islam adalah agama samawi yang telah berkembang berabad-abad lamanya. Sebagaimana kita ketahui bersama, kisah Abraham dan keturunannya dimuat dengan jelas dalam kitab suci dari ketiga agama samawi ini. Dalam Alkitab kisah Abraham dan keturunannya dapat kita temukan dalam kitab Kejadian – Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Abraham menjadi manusia pertama yang membangun hubungan dengan Tuhan (Allah) setelah peristiwa Air Bah (kisah Nuh) dan Menara Babel. Melalui Abraham dan kedua puteranya Ishak dan Ismail, agama Yahudi, Kristen dan Islam berkembang dalam membangun kepercayan kepada Tuhan. Menjadi pengikut atau menjadi anak-anak Abraham yang percaya kepada Allah tidak selalu berakibat pada terjadinya hubungan yang harmonis di antara anggota ketiga agama tersebut. Selalu saja terjadi ketegangan bahkan masalah dalam usaha membangun hubungan yang harmonis di antara ketiga agama samawi ini.
Baca juga: Papua Tanah Adat Bukan, Tanah Agama!
Timur Tengah dan bahkan dunia saat ini, terus diguncang oleh kontroversi politik, penindasan paksa dan serangan kekerasan yang berasal dari anggota ketiga agama ini. Baik dalam komunitas antar negara maupun antar kelompok-kelompok di dalam agama itu sendiri. Sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia ada aksi penutupan gereja, pelarangan beribadah, pemalangan pembangunan masjid, bahkan terjadi juga tindakan diskriminasi dan rasisme antar warga negara termasuk kepada Orang Asli Papua.
Tidak satupun nilai-nilai dari ketiga agama Abrahamic tersebut menganut atau bahkan membenarkan prinsip kekerasan dan penindasan. Namun dalam praktek kehidupan, selalu muncul masalah yang berujung pada terjadinya konflik berkepanjangan, yang lebih banyak datangnya dari otoritas kekuasaan atau pemerintah atau kelompok yang dibentuk sendiri (sering kali ilegal, tidak bermoral dan sangat kejam) lalu menindas atas nama agama.
Sesungguhnya intimidasi pembunuhan dan pengrusakan oleh teroris, perang saudara dan perampasan hak asasi manusia dengan mengatas-namakan agama bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur agama samawi tersebut. Apalagi tindakan kekerasan tersebut dipublikasi melalui media secara luas dan dikontrol oleh otoritas yang berkepentingan sehingga terbentuklah opini yang tersegregasi yang sulit dibendung dan berpotensi merusak masa depan anak-anak baik di sekolah-sekolah dasar, perguruan tinggi, ataupun pemerintah bahkan masyarakat umum.
Yahudi Passover; Perayaan Kemenangan
Passover-Paskah, juga disebut Pesach, adalah salah satu hari libur utama umat Yahudi. Liburan selama seminggu dimulai saat matahari terbenam pada hari pertama. Hal ini mengikuti kalender lunar, yang berarti itu terjadi setiap tahun pada tanggal yang berbeda, tetapi biasanya jatuh pada pertengahan Maret atau April. Perayaan ini adalah perayaan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir kuno oleh Nabi Musa, seperti yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama. Menurut Kitab Perjanjian Lama, Allah bertindak melalui Musa untuk menuntut Firaun (Raja Mesir saat itu) agar membebaskan bangsa Israel. Tapi Firaun menolak, lalu Tuhan memberikan sepuluh tulah yang menghancurkan orang Mesir, termasuk kematian setiap anak sulung. Bangsa Israel terhindar dari malapetaka (10 tulah) tersebut karena menandai pintu rumah mereka dengan darah domba sesuai perintah Allah. Bangsa Israel diselamatkan karena kesetiaan mengikuti perintah Tuhan. Peristiwa Ini lah yang membuat bangsa Yahudi merayakannya secara turun temurun sebagai perayaan kemenangan atau Passover.
Baca juga: Kumpulan Kata: Bijak, Mutiara, dan Quote Terbaik Rocky Gerung
Setelah wabah kematian tersebut, Firaun membiarkan orang Israel pergi meninggalkan Mesir tanah perbudakan, tetapi kemudian Ia berubah pikiran dan mengejar mereka dengan pasukannya. Di laut merah, Musa mengikuti perintah Tuhan dengan mengulurkan tongkatnya membelah Laut Merah, dan membuka jalan bagi orang Israel menyeberangi Laut Merah yang kering sebelum akhirnya air Laut Merah yang terbelah kembali tertutup dan kemudian menimpa tentara Mesir. Adegan tersebut telah mengilhami banyak karya film dan seni, seperti karya abad ke-16 dari Lucas Cranach the Elder.
Banyak peristiwa dalam cerita Paskah secara simbolis terepresentasi dalam jamuan makan malam Paskah atau Seder. Momen Seder paling penting terjadi pada malam pertama dan kedua saat liburan Paskah. Ada pula haggadah, sebuah teks yang menceritakan kisah Paskah dengan memaparkan berkat-berkat khusus, yang membingkai makan malam tersebut. Lamanya seder sangat variatif, tergantung pada haggadah yang digunakan. Terkadang juga diiringi lagu yang dinyanyikan sambil membaca.
Di tengah meja akan ada piring seder dengan sajian makanan khusus dan simbolis di atasnya; seperti tulang betis (untuk domba yang dikorbankan), telur rebus (hidup dan lahir), jamu pahit seperti lobak (pahitnya perbudakan), pasta manis yang disebut charoset (mortir di piramida), dan sayuran hijau seperti peterseli (harapan). Ada pula semangkuk air asin di atas meja, yang melambangkan air mata para budak.
Juga ada roti tidak beragi yang disebut Matzo atau matza. Tidak tahu bagaimana mengejanya, tapi ada satu hal yang tetap dan konsisten dilakukan yaitu tidak ada bahan ragi di dalam cracker tipis yang merupakan bagian penting dari seder. Roti tidak beragi menceritakan bahwa ketika orang Israel meninggalkan Mesir, mereka pergi dengan tergesa-gesa sehingga tidak ada waktu untuk membiarkan adonan mengembang. Karena itu dalam perayaan ini, banyak orang Yahudi menghindari makanan beragi selama Paskah, meskipun ada banyak variasi dalam cara merayakannya.
Selain itu, ada pula makanan penyambutan, yaitu sepuluh tetes anggur ditempatkan di piring seseorang sebagai simbol sepuluh tulah. Seseorang juga seharusnya minum empat cangkir anggur, mewakili janji yang dibuat oleh Tuhan kepada orang Israel. Segelas anggur juga disediakan untuk Nabi Elia, dan banyak orang membuka pintu mereka untuk membiarkannya masuk. Gerakan ini merupakan simbol keterbukaan seder dan dimaksudkan untuk menjadi acara bagi orang asing yang membutuhkan untuk turut berpartisipasi dalam perayaan itu.
Keanekaragaman makanannya disantap di saat berlangsungnya seder. Makanan yang disajikan bisa sangat variatif, tergantung dari tradisi kuliner daerah mana yang mereka ambil. Seperti orang Yahudi Ashkenazi dari Eropa Timur dan barat mungkin memiliki daging sapi panggang, orang Yahudi Mizrahi dari Timur Tengah dan Afrika Utara mungkin menyajikan sup yang mirip dengan tagine. Dan orang Yahudi Sephardic yang berasal dari Spanyol dapat membuat charoset manis dengan kurma dan buah kering yang berlimpah di Mediteranian.
Kristen Easter-Paskah; Hari Kemenangan
Paskah atau Pascha dalam bahasa Latin atau Pascha dalam bahasa Yunani adalah festival utama gereja Kristen, yang merayakan Kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga setelah Penyaliban-Nya. Perayaan Paskah yang tercatat paling awal berasal dari abad ke-2, meskipun peringatan Kebangkitan Yesus mungkin terjadi lebih awal. Diawali dengan prosesi Jumat Agung setiap tahun yang menampilkan kembali prosesi penyaliban Tuhan Yesus Kristus untuk mengingatkan orang-orang percaya tentang makna Paskah. Tradisi ini diperkenalkan kepada hampir semua umat Kristen sebagai peringatan akan penderitaan Yesus Kristus.
Paskah, seperti halnya Natal, telah mengumpulkan banyak sekali tradisi, beberapa di antaranya tidak ada hubungannya dengan perayaan Kebangkitan Kristus tetapi berasal dari kebiasaan masyarakat. Misalnya kebiasaan penyebutan anak domba Paskah disesuaikan dengan sebutan yang digunakan untuk Yesus dalam Kitab Suci: “lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia,” (Yohanes 1:29) dan peran anak domba sebagai hewan kurban di Israel kuno. Di zaman kuno, orang Kristen menempatkan daging domba di bawah altar, lalu diberkati, dan kemudian memakannya pada perayaan Paskah. Sejak abad ke-12 puasa Prapaskah diakhiri pada perayaan Paskah dengan penyajian makanan berupa telur, ham, keju, roti, dan permen yang telah diberkati untuk acara tersebut.
Hal lain yang juga identik dengan perayaan Paskah adalah tradisi mencari telur paskah. Telur paskah sebagai salah satu simbol dalam perayaan paskah sendiri merupakan serapan dari sebuah tradisi kaum indo-eropa yang melambangkan kesuburan dan datangnya musim semi. Kemudian dengan masuknya kekristenan gereja mengadopsi penggunaan telur sebagai simbol merayakan kehidupan, secara khusus simbol makam batu yang terbuka saat Yesus Kristus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya.
Islam Ramadhan; Bulan Kemenangan
Setiap tahun, jutaan umat Muslim di seluruh dunia berpuasa, berdo’a, dan bersedekah untuk memperingati bulan paling suci bagi mereka, yang tanggal dan bulan pelaksanaanya selalu berubah setiap tahun. Penentuan bulan suci Ramadhan diputuskan oleh otoritas agama di seluruh dunia untuk menentukan awal bulan puasa. Seiring dengan kemajuan teknologi, cara pengamatan waktu bulan suci Ramadhan dilakukan pemerintah dengan mengamati bulan baru melalui teleskop untuk menentukan ketinggian derajat matahari (hilal). Ada juga yang melakukan pengamatan dengan menggunakan mata telanjang. Itulah sebabnya Ramadhan mungkin dimulai pada hari yang berbeda di beberapa bagian dunia.
Doa yang dipanjatkan sering dianggap sebagai bagian paling mendasar dalam kehidupan umat muslim di bulan suci Ramadhan, yakni dengan menjalankan puasa di siang hari, dan berbuka puasa ketika matahari terbenam (maghrib) serta menjalankan sholat “tarawih” pada malam hari. Keutamaan bulan suci Ramadhan adalah dengan membaca seluruh ayat-ayat suci Alqur’an sampai selesai dalam satu bulan. Selama Ramadhan umat Islam berpartisipasi dalam doa bersama di masjid setempat. Pembacaan ayat-ayat suci di bulan puasa merupakan periode disiplin spiritual dan pemurnian. Dengan demikian, membaca Al-Qur’an, kitab suci Islam, merupakan bagian integral dari ritual tradisional yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Karena Al-Qur’an diyakini telah diturunkan kepada Nabi Muhammad selama bulan Ramadhan. Setelah hari yang panjang tanpa makanan dan air, banyak Muslim secara tradisional berbuka puasa dengan kurma, buah bergizi yang diyakini dimakan Nabi Muhammad pada waktu mulai berbuka puasa. Setelah itu, umat Islam mengambil bagian dalam makan malam bersama yang dikenal sebagai buka puasa.
Tiga hari sebelum berakhirnya bulan suci Ramadhan Umat muslim mengumpulkan harta (uang atau beras) yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Pengumpulan harta tersebut kemudian dikelola oleh Masjid-masjid dan Badan Amil Zakat, selanjutnya dibagikan ke masyarakat yang kurang mampu dan anak yatim. Bulan suci Ramadhan ditutup dengan Perayaan hari raya Idul Fitri, atau festival berbuka puasa, menandai akhir resmi Ramadhan. Dari memanjakan diri dengan permen hingga menawarkan hadiah kepada orang yang dicintai, umat Islam merayakan akhir bulan puasa dengan makanan besar yang disiapkan untuk teman dan keluarga. Ini dianggap sebagai waktu yang menyenangkan untuk bermurah hati dan berbuat baik kepada orang lain baik sesama umat Islam maupun kepada sesama warga masyarakat yang bukan penganut Islam.
Yahudi, Kristen dan Islam; Saudara dalam Kemanusiaan
Pada hari Jumat Agung di bulan April 2022 ini, orang Kristen memperingati penyaliban Yesus, dan pada hari Minggu merayakan Paskah, menandai kepercayaan akan kebangkitan-Nya. Pada hari Jumat pula, orang-orang Yahudi merayakan malam Passover atau Pesach, biasa juga disebut Paskah, yang memperingati eksodus orang Israel dari Mesir dan berakhirnya perbudakan mereka. Dan akhir pekan ini, umat Islam di seluruh dunia juga memperingati hari Idul Fitri sebagai puncak dari perayaan bulan Ramadhan, yang sudah dimulai pada 2 April lalu dan berakhir pada 2 Mei. Hari libur Yahudi, Pesach dan tanggal Paskah gereja-gereja di dunia barat selalu terjadi cukup berdekatan di awal musim semi. Tetapi perayaan Hari Rayanya tidak sering jatuh pada tanggal yang sama. Pada tahun 2022, Agama Yahudi merayakan Passover mulai pada 15 April hingga 23 April dan Pekan Suci Kristen mulai dirayakan pada 10 April pada Minggu Palma dan mencapai puncaknya pada kamis Putih 14 April hingga Minggu Paskah pagi tanggal 17 April.
Dapat kita pastikan bahwa hari-hari suci umat Islam dari waktu ke waktu bertepatan dengan berbagai hari suci umat Kristen dan Yahudi. ” Itu seharusnya mengingatkan kita bahwa kita semua bersaudara dalam kemanusiaan dan harus bekerja sama untuk kebaikan dan kedamaian semua umat manusia.” Tuhan Abraham adalah Tuhan pendamai dan penuh cinta, bukan perang melainkan pengampunan, bukan balas dendam melainkan kerendahan hati, bukan kesombongan melainkan keramahan dan bukan pula permusuhan. Abraham berjuang dan berdoa untuk generasi penerusnya. Dia menyambut orang asing ke tendanya dan membuat perjanjian damai dengan tetangganya.
Itulah Abraham nenek moyang kita orang Yahudi, Kristen dan Muslim. Itulah dasar-dasar iman kita mengapa kita dipanggil sebagai anak-anak generasi penerus Abraham. Bukan sebaliknya, agama-agama Abrahamik menjadi berbahaya dan menghancurkan sesama umat Tuhan ketika kita melupakan dasar-dasar kesamaan nilai yang di warisi oleh Abraham.
Penutup
Agama-agama di muka bumi ini pada prinsipnya mengatur tentang nilai-nilai kehidupan, norma, etika budaya dan saling menjaga kerukunan antar umat beragama. Tidak ada satupun agama dimuka bumi ini hadir untuk saling merusak dan menghancurkan. Tapi justru melalui agama manusia dapat mengontrol diri untuk saling menjaga hubungan antar manusia dan menjaga kerukunan umat beragama di muka bumi ini supaya dunia tetap aman dan damai.
Fakta di dunia, era global saat ini sangat tidak sesuai dengan spirit nilai luhur Torah, Alkitab dan Alquran. Lihat saja konflik Palestina-Israel, umat setiap saat saling membunuh, tapi disaat yang sama menempatkan dan memandang Jerusalem sebagai kota Suci bagi ketiga agama tersebut. Konflik Ukrania dan Russia juga demikian yang sebelumnya merupakan keluarga satu turunan, satu bahasa dan satu agama samawi. Tapi kemudian berubah menjadi perang saudara yang menghancurkan kehidupan warga tidak berdosa di sana. Amerika dengan ambisi demokrasi dan kekuatan militernya ikut berperan dalam pertikaian ini bahkan terlibat pula secara terus-menerus dalam invasi perang yang menghancurkan kehidupan warga tidak berdosa di Timur Tengah. Pertikaian di antara negara -negara Afrika juga terus menjadi sorotan media global akibat perang antar suku dan negara yang berujung pada kehancuran umat Tuhan disana. Indonesia dengan Papua juga demikian kontroversi konflik antara kepentingan politik dan pembangunan terus memakan korban warga tidak berdosa tanpa penyelesaian dan solusi yang tepat sejak 1961 hingga saat ini.
Bagaimana sikap sebagai pemimpin agama-agama Samawi, pemimpin negara dan kita semua merefleksikan perayaan hari Raya di bulan April 2022 ini sebagai “Perayaan Kemenangan” dalam konteks kekinian, dengan menarik garis kebenaran yang berkorelasi dengan nilai-nilai luhur agama Samawi dalam kehidupan kita adalah pertanyaan yang perlu direnungkan bersama. Lalu, sudah benarkah semua tindakan dan keputusan yang menghancurkan kehidupan sesama warga pemeluk agama samawi dipandang sebagai sebuah kebenaran hakiki dan bermartabat di mata Tuhan Allah Abraham?
Disini letaknya agama Samawi yang kita percaya dipertaruhkan melalui perbendaharaan kata-kata yang keluar dari setiap mulut kita, setiap langkah, tindakan dan keputusan yang kita ambil dalam rangka mewujudkan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagai bentuk percaya dan iman kita kepada Tuhan Allah Abraham pemilik dan pencipta isi bumi termasuk kita Manusia.
Chag Sameach!
Happy Easter!
Eid Mubarak!
Samuel Tabuni
Founder Yayasan Maga Edukasi Papua (MEP), Papua Language Institute (PLI), Universitas Internasional Papua (IUP), Papua Research and Development Centre (PRDC), Papua International Learning Center (PILC) di Papua New Guinea.