I’M YOUR FRIEND – Benarkah masa-masa terindah seseorang ada saat mereka sekolah? Dan ternyata momen sekolah yang paling indah adalah di tingkat SMA? Barangkali logikanya anak SD secara sosial belum mengerti benar tentang esensi pertemanan. Dan masa setelahnya, yaitu SMP, masih lebih dekat ke dunia anak-anak daripada ke arah dunia orang dewasa. Baru di masa SMA adalah masa transisi dari masa remaja menuju masa kedewasaan awal. Sehingga logikanya, bagi anak usia SMA, menjadi dewasa sudah masuk ke dalam bingkai berpikirnya.
Di saat yang sama, remaja usia SMA ini belum punya beban dan tekanan sebagaimana layaknya orang dewasa. Jadi wajar, dalam rentang usia SMA yang ada adalah kesenangan-kesenangan tanpa tekanan. Dan di usia transisi ini juga merupakan usia yang rawan sesungghnya. Karena walau belum dewasa, entah secara kematangan psikologis maupun biologis, tapi seluruh fungsi dan peranan yang ada tidak jauh berbeda dengan orang yang berusia dewasa.
Sebenarnya apa saja yang bisa membuat masa-masa SMA begitu berkesan? Kenapa begitu banyak orang-orang yang ingin kembali ke masa SMA-nya? Padahal bisa jadi waktu SMA-nya, dia sendiri adalah orang yang sering mengeluh karena jenuh dan bosan menjadi anak SMA.
Tentang masa SMA ini, ternyata diketahui ada beberapa faktor kenapa masa-masa SMA disebut masa-masa paling indah bagi sebagian orang.
๐ฆ๐ฒ๐๐๐ฎ๐๐ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ธ๐ถ๐๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ธ๐๐ ๐ฆ๐ ๐, ๐๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐ฏ๐ถ๐๐ฎ ๐ฑ๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐น๐ฎ๐ด๐ถ ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐ฎ๐ฎ๐ ๐ธ๐๐น๐ถ๐ฎ๐ต, ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐น๐ฎ๐ด๐ถ ๐๐ฒ๐๐ฒ๐น๐ฎ๐ต๐ป๐๐ฎ
Banyak pengalaman positif juga negatif yang berasal atau dimulai saat usia SMA. Usia ini berbeda dengan usia SMP. Saat usia SMP, yang dilakukan seseorang ketika itu lebih kepada solidaritas teman atau akibat dari tekanan sosial lingkungan pergaulan. Sedangkan masa SMA, pilihan yang dilakukan seseorang sudah mulai lebih independen dan mulai dipenuhi unsur-unsur rasional. Keinginan untuk diakui sebagai orang dewasa juga mulai menggoda. Maka wajar di usia SMA ini kebutuhan untuk memiliki seorang “teman spesial” pun semakin besar. Apalagi ini dirasakan secara mayoritas, sehingga usia SMA ini adalah usia di mana secara massal terjadi sebuah “perlombaan” untuk mendapatkan teman spesial tadi. Dan tentu saja, “pertemanan” ini sendiri lebih kepada pemenuhan kebutuhan sosial daripada yang lainnya.
Baca juga: Puisi | Sekeping Kata Perjuangan Dalam Diam
Dengan mudah sekali orang berganti teman khusus dan sebaliknya tak terlalu punya banyak beban bila pada akhirnya ditinggalkan atau meninggalkan teman mereka. Wajar saja rasa bosan, jenuh dan ingin mencoba sebanyak mungkin teman lainnya demikian besar. Di saat yang sama ini juga dialami oleh lawan jenis mereka, jadilah kondisi ini seakan menjadi budaya yang melingkupi usia anak-anak SMA. Terlepas dari baik dan buruknya, jelas budaya ini tidak bisa lagi dilakukan di luar masa SMA. Karena pergaulan pasca SMA lebih berorientasi pada pergaulan yang bukan bersifat sosial semata. Saat di dunia kampus atau di dunia kerja, orang akan lebih hati-hati dalam bergaul, karena sudah menyangkut tanggung jawab dan sejumlah hal lain yang jauh lebih serius yang akan membarengi hubungan yang sedang terjalin.
๐๐ฒ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐บ๐ฎ๐ฎ๐ฎ๐ป
Ikatan komunal saat usia SMA juga termasuk yang paling kuat dibanding sebelum atau setelah usia SMA. Usia ini lagi-lagi adalah usia untuk menemukan jati diri. Orang sudah mulai meninggalkan kebiasaan kekanak-kanakan mereka. Di saat yang sama, ia juga sesungguhnya cukup cemas dengan masa depannya. Jadilah di usia ini sifat komunal tumbuh kuat sebagai sebuah jalan mengurangi rasa cemas. Maka dari itu, jalan-jalan bareng, nongkrong bareng, bolos bareng, hingga dihukum bareng merupakan sesuatu yang sudah biasa dinikmati oleh anak-anak usia SMA. Mereka sadar, sudah mulai ada konsekuensi yang harus diterima yang berbeda dengan usia sebelumnya.
Misalnya saat memilih jurusan, ketika ia memilih untuk masuk ke IPA, tentu saja ia menyadari akan seperti apa masa depannya jika ia memilih jurusan ini. Sebenarnya, ada juga yang tak peduli dengan ini, mereka biasanya memilih jurusan yang sama dengan sahabatnya, agar bisa sekelas. Walaupun dia lebih cocok di jurusan yang lain yang sesuai dengan kemampuannya.
BACA JUGA:
- Pemuda Lanny jaya Berhasil Bangun SDM Dokter Putra Daerah
- 13 Ciri Yang Menunjukkan Kamu Adalah Pria Yang Sangat Percaya Diri
Dan begitu mereka merasa berkomunitas sesuai jurusannya masing-masing, maka dengan sendirinya mereka akan bersosialisasi dalam grup mereka ini. Perasaan satu nasib, satu pilihan, walaupun pada awalnya bisa jadi karena terpaksa, dan satu entitas, membuat kohesivitas pertemanan demikian menjadi semakin erat. Kadang secara ekstrim, bila menyangkut kelompok atau komunitas mereka, persoalan salah dan benar bisa terabaikan. Karena dibalik kesiapannya menuju proses kedewasaan, ia masih diliputi rasa cemas secara personal. Ia membutuhkan teman dan juga komunitas agar bisa memberikan rasa aman.
๐๐ถ๐ป๐๐ฎ ๐บ๐ผ๐ป๐๐ฒ๐
Biasanya remaja laki-laki menyadari dirinya butuh teman dari lawan jenis memang agak terlambat. Ya, laki-laki rata-rata mulai berani menjalin komunikasi dengan lawan jenisnya pada usia SMA. Lain dengan wanita, mereka secara umum justru merasakan kebutuhan ini saat usia SMP. Tapi karena umumnya wanita tak pernah berani mengungkapkan rasa, jadilah seakan masa SMA merupakan masa pertama menjalin komunikasi.
Orang bule biasanya bilang first love, sedangkan orang Indonesia sendiri banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan sebutan cinta monyet. Sebenarnya perasaan kuat untuk berteman secara khusus atau berpacaran, latar belakangnya adalah karena adanya perasaan cemas yang melingkupi mereka. Semakin kecemasan ini muncul, semakin perasaan ingin berbagi dan bercerita secara khusus dengan orang tertentu juga semakin kuat. Di saat yang sama, ini juga sekaligus ajang bahwa mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diterima secara sosial oleh orang lain. Perasaan seperti ini kadang melahirkan sikap yang membabi buta. Seakan-akan bahwa pacaran di usia SMA adalah sebuah keharusan. Anehnya, walau hubungan ini tak bermakna apa-apa, hampir semua orang sepakat bahwa justru momen seperti itu yang tidak pernah bisa mereka lupakan seumur hidup mereka.
Bukti bahwa masa ini adalah masa yang paling indah sekaligus rawan adalah, betapa banyak pasangan yang telah bertahun-tahun menikah justru mengalami kegoncangan setelah suami atau istri mereka mengadakan reuni tingkat SMA. Banyak kejadian-kejadian masa lalu seseorang yang kemudian mengobsesi mereka dan menggoda mereka untuk melanjutkan atau meneruskan masa lalu yang telah terlewati, padahal fase sebenarnya sudah berbeda. Inilah penyakit sebuah reuni bila para pesertanya punya obsesi masa lalu yang tak kesampaian.
๐๐๐ฟ๐
Kalau yang satu ini, biasanya yang paling diingat dengan baik oleh kita adalah guru yang menempati posisi “ter”. Umumnya ada pada nominasi guru yang paling galak, guru yang paling baik, dan paling lucu. Adapun guru lainnya yang juga tak akan bisa dilupakan oleh siswa adalah guru yang terlihat berwibawa, dan guru yang sering membantu kegiatan siswa di sekolah, seperti saat di kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan untuk guru yang biasa-biasa saja, jangankan prestasinya atau kelebihannya, namanya saja barangkali sudah tidak ada lagi dalam memori otak para siswa.
Itulah beberapa hal yang kata penyanyi Obbie Messakh kenapa orang-orang banyak berkata bahwa masa-masa SMA itu adalah masa-masa yang paling indah. Kenapa disebut terindah, karena masa-masa itu adalah masa yang tidak bisa kita temukan di masa yang lainnya, bahkan saat di kampus sekalipun, apalagi di dunia kerja.
Namun tak sedikit juga ada yang membenci, bahkan trauma dengan masa SMA-nya